Header Ads

Story: Lady Diana, Ibu Kerajaan yang Suka Memberontak?

Lady Diana

Naha Wepesansan -
Lady Diana dikenal sebagai ‘Putri Rakyat’, akan tetapi beberapa media menyebutnya sebagai ‘Putri Pemberontak’. Alasannya, dia mengabaikan beberapa aturan kerajaan, terutama yang menyangkut anak-anaknya.

Lady Diana hanya menjadi ibu selama 15 tahun, akan tetapi dia membuat setiap tahunnya sangat berarti.

Dia mengenalkan dunia kepada anak-anaknya dengan cara yang tabu bagi bangsawan. Jadi seperti apa Lady Diana sebagai seorang ibu?

Melahirkan Pewaris Tahta di Rumah Sakit

Bagi sebagian besar orang, melahirkan anak di rumah sakit bukanlah hal spesial. Akan tetapi jika putra Anda adalah pewaris takhta Inggris dan tahun itu adalah 1982, maka Anda adalah pemberontak.

Sebenarnya, melahirkan di rumah adalah norma bagi keluarga kerajaan dan non-kerajaan sampai abad ke-20, akan tetapi para bangsawan tidak mengubah begitu saja tradisi tersebut.

George VI lahir di Sandringham Estate pada tahun 1895, Ratu Elizabeth II lahir di rumah kakek-neneknya pada tahun 1926, dan Pangeran Charles lahir di Istana Buckingham pada tahun 1948.

Maka, ketika Putri Diana memilih Rumah Sakit St. Mary’s untuk melahirkan, hal tersebut cukup mengejutkan.

Diana melahirkan setelah 16 jam check in ke rumah sakit dan Pangeran Charles menyaksikan kelahiran putranya.

“Saya sangat bersyukur berada di samping Diana sepanjang waktu, karena saya merasa telah berbagi dalam proses kelahiran, dan dapat melihat makhluk kecil milik kami, dan milik semua orang juga,” kata Pangeran Charles.

Angela Levin, seorang penulis biografi kerajaan, mengatakan bahwa keputusan Charles untuk melihat kelahiran Willliam merupakan terobosan dan menjadikan William sebagai keturunan pertama dari pewaris tahta, yang ayahnya hadir saat kelahiran.

Itu sangat kontras dengan kelahiran Charles sendiri. Pangeran Philip bermain squash dengan seorang teman, saat Ratu menjalani proses melahirkan.

Pilihan Diana kemudian diikuti menantunya, Kate Middleton dan Meghan Markle yang melahirkan di rumah sakit.

Memilih Nama Depan Anak-anaknya

Bagi calon orang tua, memilih nama anak adalah hal normal. Akan tetapi untuk orang tua kerajaan, banyak pertimbangan yang harus diambil karena nama itu akan diikuti gelar dan dicetak di berita utama.

Keluarga kerajaan biasanya memberi nama yang diturunkan oleh ayah atau anggota keluarga yang sudah meninggal, seperti Victoria dan George.

Tradisi itu dikenal berasal dari Ratu Elizabeth I, dan kembali menjadi sorotan melalui istri Raja George VI, atau Ibu Suri.

Sebagai pewaris tahta, Charles tentu mengharapkan anak-anaknya mengikuti tradisi. Dia menginginkan nama Albert dan Arthur.

Albert adalah nama kakek Charles, Raja George VI, sementara Arthur mungkin terinspirasi dari Raja Arthur.

“Dan aku bilang tidak, terlalu tua,”  kata Lady Diana.

Meskipun begitu Diana berkompromi untuk menjadikan Arthur nama tengah anaknya. Sedangkan untuk nama depan, Diana menginginkan ‘William’, nama yang jarang dipakai bangsawan.

Dia diberitahu bahwa apapun yang dia pilih harus terdengar bagus dengan gelar ‘King’ karena putra sulungnya berada di urutan kedua dalam garis suksesi. William Arthur Philip Louis dan Henry Charles Albert David pun dipilih.

Di rumah, Diana memanggil nama anak-anaknya dengan nama kesayangan. William dipanggil ‘Wombat’, terinspirasi dari hewan Australia yang menggemaskan. Sedangkan Henry dipanggil ‘Ginger’, karena alasan yang jelas.

Menyusui Anak-anaknya

Menyusui atau tidak adalah pilihan masing-masing ibu dan mereka berhak memilih cara terbaik untuk bayinya tanpa rasa bersalah.

Akan tetapi, dalam sejarah keluarga kerajaan, menyusui bukanlah hal umum. Pada abad-abad yang lalu, sebagian besar bayi kerajaan diserahkan kepada pengasuh segera setelah mereka lahir, termasuk dalam hal menyusui.

Bahkan Ratu Victoria menganggap bahwa menyusui itu menjijikkan. Dia pikir bayi itu jelek, dan dia tidak menikmati kehamilan, namun dia memiliki sembilan anak.

Ketika putrinya sendiri memutuskan untuk menyusui, Ratu Victoria menulis dalam buku hariannya:

“Itu membuat saya merinding. Anak perempuan saya berubah menjadi sapi.”

Ratu Elizabeth II termasuk yang melanggar tradisi itu dan Diana mengikuti jejaknya.

Bersambung ke Story: Lady Diana, Ibu Kerajaan yangSuka Memberontak? Bagian 2

Tidak ada komentar