Header Ads

Kembalinya Taliban di Afghanistan Memicu Islamofobia di India


Naha Wepesansan –
Setelah Taliban meraih kemenangan di Afghanistan, kini masyarakat muslim minoritas di India menjadi target sayap kanan Hindu, yang ditunjukkan dalam kampanye kebencian barunya.

Kembalinya kekuasaan Taliban di Afghanistan telah menjadikan alasan lain bagi supremasi Hindu India untuk melepaskan gelombang baru Islamofobia terhadap minoritas Muslim di sana.

Semua masyarakat Muslim, baik itu politisi, jurnalis, influencer media sosial, dan warga biasa menjadi target kebencian sayap kanan negara itu.

Dikutip dari Aljazeera pada 1 September 2021, bahwa tagar #GoToAfghanistan mulai menjadi tren di media sosial India, segera setelah Taliban berhasil menggulingkan pemerintahan yang didukung Barat pada pekan lalu.

Kampanye #GoToPakistan diluncurkan kembali oleh kelompok sayap kanan, mereka ingin mengubah India menjadi negara etnis Hindu.

Aktivis dan penyair Hussain Haidry mengatakan, kata Taliban atau Talibani sengaja dimasukkan ke dalam kosakata massa oleh kedua sisi spektrum – orang-orang yang mungkin anti atau pro-BJP.

Seperti halnya istilah Pakistan atau 'jihadi' atau 'aatankwadi' (teroris) yang selalu dilontarkan sebagai hinaan terhadap Muslim.

Berdasarkan laporan media di India, bahwa Muslim di negara bagian tengah Madhya Pradesh mengangkat slogan-slogan pro-Pakistan selama bulan Muharram.

Kepala menteri negara bagian BJP mengomentari laporan tersebut, dengan mengatakan dia tidak akan mentolerir mentalitas Taliban. Namun setelah dua hari komentarnya, situs web pemeriksa fakta terkemuka Alt News membantah laporan media awal.

Teror hukum pun terjadi pada Muslim di negara bagian Assam di timur laut, puluhan cendekiawan Islam, politisi dan jurnalis lokal, ditangkap dan dipenjarakan. Mereka diduga mendukung Taliban di media sosial dan didakwa di bawah Undang-Undang Aktivitas Melanggar Hukum.

Haidry mengatakan Muslim yang melawan kebencian atau vokal tentang kekejaman terhadap komunitas dituduh sebagai simpatisan Taliban.

Seorang politisi Muslim Uttar Pradesh, Shafiqur Rahman Barq, saat ini sedang menghadapi tuduhan atas penghasutan, karena membandingkan perjuangan kemerdekaan India, dengan Afghanistan. Kasus penghasutan ini juga menyeret dua orang lainnya, karena mengatakan hal yang serupa.

Namun Barq mengatakan bahwa pernyataannya telah disalah artikan, yang dia maksud adalah pengambil alihan Taliban di Afghanistan merupakan masalah internal negara itu.

Cendekiawan Islam dan anggota Dewan Hukum Pribadi Muslim Seluruh India, Sajjad Nomani, telah merilis video yang memberikan selamat atas Taliban karena telah berhasil menguasai Kabul. Hal ini semakin memicu kontroversi di sana.

Sementara para pemimpin dan juru bicara BJP di India menyebut Taliban sebagai ‘teroris’.***

Tidak ada komentar