Header Ads

Komentar Ustadz Abdul Somad Atas Tudingan Penistaan Agama yang Ditujukan Padanya


Naha Wepesansan –
Pasca ditangkapnya Muhammad Keca dan Ustadz Yahya Waloni atas kasus penistaan agama pada waktu lalu, kini nama Ustadz Abdul Somad ikut dikaitkan dengan dugaan penistaan agama juga.

Sejumlah pihak telah mendesak dan meminta kepada pihak kepolisian, agar UAS ditangkap dan diproses hukum, karena melakukan penistaan agama.

Kemudian Ustadz yang kerap disapa dengan UAS ini angkat suara, mengenai kasus tudingan penistaan agama yang ditujukan kepadanya.

Menanggapi komentar miring terhadapnya, UAS memberi tanggapan, bahwa kini kegiatan ceramah keagamaan telah diseret ke ranah hukum.

Dikutip dari Suara Banten pada Kamis 2 September 2021, bahwa Ustadz Abdul Somad memberi tanggapan mengenai komentar miring yang ditujukan padanya. Dia mengatakan bahwa kini kegiatan ceramah keagamaan telah diseret ke ranah hukum.

“Saya menjelaskan tentang aqidah agama saya, di tengah komunitas umat Islam, di dalam rumah ibadah agama saya,” kata UAS.

“Kalau ada yang tersinggung dengan penjelasan saya, apakah saya harus meminta maaf?” lanjutnya.

Kemudian Ustadz Abdul Somad memberikan contoh ceramah yang dimaksudkan untuk umat Islam dalam memperkuat aqidah.

“Sesungguhnya kafirlah orang yang mengatakan Allah itu tiga dalam satu, satu dalam tiga,” kata UAS.

“Saya menjelaskan itu ditengah umat Islam” imbuh mantan dosen UIN Suska Riau itu.

Kemudian Ustadz Abdul Somad mempertanyakan, apakah dengan memberikan ceramah kepada umat Islam seperti itu, dirinya harus mengucapkan permintaan maaf.

UAS mengatakan bahwa apa yang dia ucapkan di ceramah merupakan ajaran agamanya. Jika dia harus meminta maaf, lantas apakah ayat dalam kitab sucinya harus dibuang.

“Kalau saya minta maaf, ayat itu harus dibuang? Na’udzubillah,” kata Ustadz Abdul Somad.

Dia pun menambahkan, bahwa pihaknya tidak mungkin bisa mengendalikan sampai mana penyebaran ceramahnya.

Sebab UAS pun tidak mungkin meminta kepada para jamaah untuk mematikan ponsel saat merekam kegiatan ceramahnya.

“Tak mungkin saya buat perjanjian dulu. Payah sekali kalau ceramah sekarang harus begitu,” imbuhnya.***

Tidak ada komentar