Header Ads

22 Korban Erupsi Gunung Semeru Telah Ditemukan, Kebanyakan Warga Curah Kobokan

Tim Basarnas sedang mengevakuasi korban erupsi Gunung Semeru. /Basarnas/

Naha Wepesansan –
22 korban erupsi Gunung Semeru telah ditemukan tim penyelamat gabungan di hari kedua pencarian.

22 korban erupsi Gunung Semeru yang telah meninggal tersebut ditemukan di beberapa lokasi yang berbeda.

Berdasarkan laporan yang telah terkumpul hingga Senin malam 6 Desember 2021, Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengabarkan bahwa ada 22 korban jiwa telah ditemukan.

Dari 22 korban erupsi Gunung Semeru tersebut, 16 korban telah berhasil diidentifikasi, sedangkan sisanya belum teridentifikasi.

"Hingga Senin malam ada 22 korban meninggal ditemukan, 14 di Pronojiwo, 8 orang di Candipuro. Ada enam korban yang belum teridentifikasi," kata Muhari dalam konferensi pers online.

Dikutip dari OkeZone, Senin 6 Desember 2021, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Indra Wibowo mengatakan, untuk pencarian jenazah tim mereka menggunakan alat berat di beberapa lokasi yang menjadi aliran Sungai Lengkong, Lumajang.

"Paling dekat dengan aliran Sungai Lengkong di bagian paling ujung. Pencarian jenazah menggunakan alat berat di rumah - rumah yang terpendam," ungkapnya.

Indra juga menambahkan bahwa pencarian tersebut juga melibatkan beberapa kendaraan dobel gardan dari komunitas offroader Lumajang dan daerah - daerah di sekitarnya.

Sementara 54 korban jiwa yang mengalami luka-lukatelah dirawat di beberapa fasilitas kesehatan di Kabupaten Lumajang.

Adapun identitas korban jiwa yang berhasil ditemukan yakni Bawon Triono, 33 Tahun, Yatipah, Luluk, Edy warga RT 15 RW 05, Curah Kobokan, Poniyem, 50 tahun, Curah Kobokan RT 05 RW 07, keseluruhan berasal dari Kecamatan Pronojiwo.

Kemudian, Cavella perempuan berusia 19 tahun di Kabondeli, Alfan 23 tahun, Dafa, 14 tahun, M. Roni laki - laki berusia 40 tahun, Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Siti, 40 tahun, Kampung Renteng Dusun Kebondeli utara Desa Sumberwuluh, Besut, 50 tahun, DusunKebonagung RT 01 RW 04 Desa Sumberwuluh.

Selanjutnya, ada Rani, 20 tahun, alamat Dusun Kebonagung, Desa Sumberwuluh, Mistono 50 tahun Kampung Renteng Dusun Bondeli Selatan Desa Sumberwuluh, Pupin 28 tahun Kampung Renteng Dusun Bondeli Selatan Desa Sumberwuluh, Wildan 16 tahun Kampung Renteng Dusun Bondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, serta Edi Pranowo, Dusun Sriti, Desa Sumberurip, meninggal di RSUD Haryoto.

Enam jasad lainnya masih belum diketahui identitasnya. Dimana dua jasad berada di RSUD dr. Haryoto Lumajang, sedangkan empat jasad baru ditemukan pada Senin 6 Desember 2021 tadi.

Dari empat jasad ini, tiga jasad ditemukan di RT 16 RW 5 Curahkobokan, sementara satu jasad ditemukan di Kebondeli Selatan.

Sebelumnya diberitakan bahwa erupsi Gunung Semeru terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021, sekitar pukul 15.00 WIB.

Erupsi tersebut mengeluarkan awan panas disertai material vulkanik yang mengarah ke Curah Kobokan sejauh 10 - 11 kilometer dari kawah Gunung Semeru.

Berdasarkan catatan yang dikumpulkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500-800 meter dengan pusat guguran berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Akibatnya hingga Senin malam Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 22 warga meninggal dunia, sebanyak 56 warga terluka, mayoritas mengalami luka bakar.

Para korban erupsi Gunung Semeru dirawat di empat fasilitas kesehatan di Kabupaten Lumajang, yakni RS Bhayangkara Lumajang, RSUD dr. Haryoto, RS Pasirian, Puskesmas Candipuro, Puskesmas Penanggal, dan beberapa puskesmas lainnya.

Sebanyak 5.205 jiwa dilaporkan terdampak erupsi dan 2.004 jiwa mengungsi di sejumlah titik di Kabupaten Lumajang.

Bupati Lumajang Thoriqul Haq sendiri telah menetapkan status tanggap darurat bencana Gunung Semeru selama 30 hari ke depan.***

Tidak ada komentar