Header Ads

Tahun Baru Hijriyah 1 Muharram Jatuh Pada Tanggal 10 Agustus 2021


Naha Wepesansan –
Tahun baru Hijriyah jatuh pada tanggal 1 Muharram dalam kalender Islam. Untuk tahun ini, Tahun baru Hijriyah 1443 Jatuh pada hari Selasa tanggal 10 Agustus 2021.

Dalam sejarahnya, tahun baru pertama Hijriyah ditetapkan oleh Umar bin Al-Khattab radhiyallahu anhu untuk menandai peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dari Mekah ke Madinah di tahun 622 sesudah masehi.

Meski saat itu bangsa Arab sudah mengenal kalender bulan dengan bulan Muharram sebagai bulan pertama dan Dzulhijjah sebagai bulan ke dua belas. Masyarakat Arab mengenali tahun berdasarkan sebuah peristiwa besar yang terjadi di tahun tersebut.

Misal sejarah kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang dikenal dengan sebutan “Tahun Gajah”, karena pada tahun tersebut terjadi penyerangan oleh pasukan gajah terhadap Ka’bah.

Perhitungan tahun baru Hijriyah bermula di masa Umar bin Al-Khattab radhiyallahu anhu atau enam tahun pasca wafatnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam.

Salah satu riwayat menyebutkan, yaitu ketika khalifah mendapatkan surat balasan yang mengkritik bahwa suratnya terdahulu dikirim tanpa angka tahun.

Beliau lalu bermusyawarah dengan para sahabat dan mereka sepakat untuk menjadikan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dari Mekah ke Madinah sebagai awal mula perhitungan tahun dalam Islam.

Di Indonesia, tahun baru Hijriyah disambut dengan meriah. Khususnya masyarakat Jawa yang merayakan 1 Muharram atau 1 Suro. Masyarakat Jawa mulai merayakan tahun baru Hijriyah di abad ke enam belas .

Sultan Agung menetapkan 1 Muharram sebagai tahun baru Jawa dan memadukan tradisi Jawa dengan Islam, dalam upaya memperluas ajaran Islam di Nusantara.

Berbagai macam tradisi memperingati 1 Muharram berkembang di wilayah Nusantara. Salah satunya di Yogyakarta, masyarakat bersama pihak keraton senantiasa melantunkan tembang yang berisi doa-doa dan ucapan syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Selain itu juga diadakan ritual Lampah Mubeng dengan mengelilingi komplek keraton dengan tanpa berbicara, minum, ataupun merokok, sebagai bentuk renungan dan instropeksi diri.

Di daerah-daerah lainnya, malam 1 Muharram juga dirayakan dengan acara pawai obor keliling sambil melantunkan shalawat dan doa. Pawai obor ini bermakna berpindahnya dari kegelapan menuju kehidupan yang terang.***

Tidak ada komentar