Fadli Zon: Sebagai Media Nasional, Seharusnya TVRI Siarkan Film Penghianatan G30S PKI
Naha Wepesansan – Setiap tanggal 30 September diperingati tiap tahunnya untuk mengingat peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) atau dikenal G30S PKI.
Masih ingatkah Anda, kapan terakhir kali melihat tayangan
pemutaran film Penghianatan G30S PKI? Film yang berdurasi 4 jam ini wajib
disiarkan di TVRI setiap malam 30 September sejak tahun 1985.
Namun tayangan film Penghianatan G30S PKI distop tahun 1998
oleh Menpen Yunus Yosfiah. Film G30S PKI kembali tayang saat TVRI dijabat oleh
presenter kondang Helmy Yahya yang didapuk sebagai Direktur Utama.
Kini setelah Helmy Yahya lengser dan digantikan Iman
Brotoseno, apakah stasiun TVRI akan kembali menayangkan film Penghianatan G30S
PKI?
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon berpendapat bahwa TVRI
sebagai milik negara harus menayangkan film Penghianatan G30S PKI.
"Seharusnya @TVRINasional menyiarkan film Pengkhianatan
G30S PKI," kata Fadli Zon di akun Twitternya, Selasa, 28 September 2021.
Sebelumnya, Fadli Zon memuji langkah TV One yang akan
menayangkan film Pengkhianatan G30 S PKI di TV One.
Menurutnya, penayangan film Penghianatan G30S PKI agar masyarakat
Indonesia tidak pernah melupakan kudeta PKI.
"Mudah2an tak ada telepon untuk membatalkan siaran
nonton film ini. Hebat @tvOneNews. Jangan pernah lupa yg mau kudeta berkali2
adalah PKI. Yg mau ubah Pancasila n menjadikan RI negara komunis juga
PKI." ujar Fadli Zon, Jumat, 24 September 2021.
Tv One akan menayangkan film Pengkhianatan G30S PKI pada
Kamis, 30 September 2021 pada pukul 21.00 WIB.
Film karya Arifin C. Noer ini pertama kali rilis pada tahun 1984.
Film Pengkhianatan G30 S PKI memang menjadi tontonan wajib semasa Orde Baru.
Meski dianggap sebagai satu-satunya film yang menguak
kronologi peristiwa kudeta pada 30 September 1965, film ini bukanlah karya
dokumenter.
Ada beberapa adegan di film yang tidak sesuai dengan realita
saat itu. Seperti pada saat adegan menunjukan peta Indonesia, nampak dalam peta
wilayah Timor Timur sudah masuk wilayah NKRI.
Padahal, Timor Timur baru masuk wilayah Indonesia pada tahun
1976. D.N. Aidit pun digambarkan dalam film itu sebagai seorang perokok berat
dan sangat misterius. Padahal, menurut salah satu buku menyebutkan D.N. Aidit
bukanlah seorang perokok.
Arifin C. Noer juga mengaku bahwa dirinya lebih banyak
berimajinasi ketimbang melakukan investigasi.
Hal tersebut karena sulitnya mendapatkan data atau
mewawancarai tokoh G30S yang sudah kadung hilang atau meninggal.
Post a Comment