Strategi Tiongkok: Agresi Ekonomi dengan Mematikan UKM di Suatu Negara
Naha Wepesansan – Joe Biden membanjiri ekonomi dalam negeri Amerika Serikat (AS) dengan $1,9 triliun, orang awam akan membacanya ‘printing money’.
Maka Tiongkok juga memakai strategi yang sama, hanya saja
beda target pasarnya. Setuju atau tidak setuju, kita tahu sekali Tiongkok
adalah negara agresor (agresor ekonomi).
Cirinya, kalau ada perusaaan BUMN Tiongkok di suatu negara,
itu artinya negara tersebut sedang di agresi ekonominya. Bukan agresi militer, cara
penjajah atau cara Amerika yang kuno itu.
Setelah agresi ekonomi atau serangan ekonomi, maka negara
tersebut di kolonisasi, sumber daya alam negara tersebut pasti akan dikeruk
habis.
Dikutip dari channel YouTube Bossman Mardigu, ciri kedua
adalah jika ada digital marketplace milik Tiongkok di suatu negara, baik
tadinya milik lokal, lalu diambil alih oleh Tiongkok. Itu pastinya pasar negara
tersebut sedang diagresi atau diserang.
Pasar sebuah negara diserang, awalnya pasarnya dulu dikuasai,
lalu jaringan distribusinya dikuasai. Kemudian jaringan produk Tiongkok masuk,
ketika sistem pembayaran non tunai asing masuk, kemudian pasar akan direbut Tiongkok
secara langsung atau tidak langsung.
Ini artinya sistem keuangan negara tersebut sedang di
agresi. Semua propaganda ini terbungkus rapi dengan manisnya, jika ekonomi
suatu negara tersebut bergabung dengan Tiongkok nantinya akan berakhir indah,
itu janji mereka.
Akan tetapi suatu hari negara tersebut akan menjadi tua,
kurus. Negara yang dikoloni tadi akan menjadi jelek, tak terawat, karena tidak
ada biaya maintenance.
Jika negara tersebut sudah penyakitan, maka pindahlah Tiongkok
untuk mencari negara baru lagi, yang bisa diagresi ekonominya.
Negara yang memakai teori ekonomi MMT hanya Tiongkok dan Amerika,
yakni jika SDA sebuah negara sudah ditangani, maka agresi berikutnya adalah
pasar digital atau marketplace. Langkah selanjutnya adalah mencekik
ekonomi kelas bawah dengan mendapatkan dolar dari negara yang diagresi.
Post a Comment